1 Malam di 1000 Curug



Akhir pekan kemarin gue habiskan dengan mengunjungi objek wisata yang ada di daerah Desa Pamijahan, yakni Curug Seribu. Awalnya gue dan teman-teman ingin bermalam di Cibodas bersama mereka yag terlebih dahulu berangkat di hari sebelumnya. Tapi, apa boleh buat macet nan biadab terjadi di Pintu tol Ciawi dan Lendi Sang Pembalap Nascar langsung mengarahkan kemudi menuju Bogor Kota.

Pukul 02.30 sampai di Desa Pamijahan, langsung nyari warung buat tidur. Seperti biasa pake trik beli kopi, biar ada alasan tidur di warung..hehe. Jika di Daerah Cibodas tempat buat tidur ada di dalam warung, kali ini berada di depan warung. Semaleman gue gak bisa tidur, biarpun dinginnya belum sedingin Cibodas tetap aja bikin merinding, wong gue pake celana pendek mirip pemain futsal. Ngok! Paginya gue menyusuri trek menuju curug seribu, cukup 30 menit sampe air terjun. Treknya menurun dengan jalan yang tidak terlalu lebar, alhasil terjadi antrean bak masuk wahana dunia fantasi.

Tempat ini cocok banget buat kita yang gak punya banyak waktu banyak untuk menikmati suasana pegunungan, buat yang pengen camping disediakan camping ground (bayar lagi dong..nyeh!). buat anak-anak motor cocok lah buat kongkow di warung yang tersedia di sepanjang jalan. Tapi gue nilai terdapat beberapa kekurangan seperti fasilitas di sepanjang trek menuju air terjun dan tentunya sistem retribusi masuk yang menurut gue bikin kantong cekak, masuk ini bayar, masuk situ bayar, pake ini bayar, dan mahal pula (Cilok 1000/biji, aje gile cilok impor nih...). Seharusnya objek wisata ini dikelola satu atap sehingga pengunjung tidak harus membayar jika setiap memasuki wisata air terjun (di daerah gunung bunder banyak terdapat air terjun, tiap masuk bayar..=p). Bagaimana bray? tertarik mengunjungi curug seceng dan curug lain di daerah gunung bunder?

Komentar